Pages

Kamis, 02 Januari 2014

Penalaran Induksi dan Salah Nalar


PENALARAN INDUKSI
Generalisasi
Proses penalaran yang bertolak dari sejumlah fenomena atau peristiwa individual (khusus) untuk menurunkan suatu inferensi yang bersifat umum yang mencakup semua fenomena tersebut. Generalisasi dapat diartikan juga sebagai pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau sebagian besar peristiwa. Generalisasi dibuktikan dengan fakta, contoh data statistic dan lain-lain.

Contoh :
·         Loncatan Induksi
Jika dimarahi, Ani menangis
Jika dimarahi, Ana menangis
Jika dimarahi, Intan menangis
Jika dimarahi, Gita menangis
Jadi jika dimarahi, anak-anak menangis.
·         Tanpa Loncatan
Semua anak-anak menyukai makanan yang manis-manis.

Analogi
Proses penalaran yang bertolak dari dua peristiwa khusus yang mirip satu sama lain dengan cara membandingkan peristiwa yang ada dengan peristiwa sebelumnya, kemudian menyimpulkan bahwa apa yang berlaku untuk satu hal berlaku juga untuk hal lain. Dengan kata lain penalaran analogi dapat diartikan sebagai proses penyimpulan berdasarkan fakta atau kesamaan atau proses membandingkan dari dua peristiwa (hal) yang berlainan berdasarkan kesamaannya kemudian ditariklah kesimpulan dari persamaannya tersebut.

Contoh :
·         Untuk menjadi seorang ketua OSIS yang baik diperlukan jiwa kepemimpinan yang tinggi dan ketegasan dalam memimpin. Demikiannya dengan seorang ketua RT untuk dapat menjadi ketua RT yang disegani dibutuhkan jiwa kepemimpinan yang tinggi dan ketegasan dalam memimpin. Oleh karena itu untuk menjadi seorang ketua OSIS maupun ketua RT diperlukan jiwa kepemimpinan yang tinggi dan ketegasan dalam memimpin.
·         Untuk mendapatkan buah yang bagus diperlukan pupuk dan perawatan yang intensif. Demikian pula dengan bunga untuk mendapatkan bunga yang indah diperlukan pupuk dan perawatan yang intensif. Oleh karena itu untuk mendapatkan buah dan bunga diperlukan pupuk dan perawatan yang intensif.

Hubungan Kausalitas

Berupa sebab sampai kepada kesimpulan yang merupakan akibat atau sebaliknya. Pada umumnya hubungan sebab akibat dapat berlangsungdalam tiga pola, yaitu sebab ke akibat, akibat ke sebab, dan akibat ke akibat. Namun, pola yang umum dipakai adalah sebab ke akibat dan akibat ke sebab. Ada 3 jenis hubungan kausal, yaitu:
a.      Hubungan sebab-akibat
Yaitu dimulai dengan mengemukakan fakta yang menjadi sebab dan sampai kepada kesimpulan yang menjadi akibat. Pada pola sebab ke akibat sebagai gagasan pokok adalah akibat, sedangkan sebab merupakan gagasan penjelas.
Contoh :
·         Kepatuhan pada peraturan di Indonesia masih sangat rendah. Mulai dari hal yang kecil seperti membuang sampah. Dimana orang berdiri disitulah tempat sampah menurut mereka. Dengan demikian, Indonesia yang bersih hanya khayalan belaka.

b.      Hubungan akibat-sebab
Yaitu dimulai dengan fakta yang menjadi akibat, kemudian dari fakta itu dianalisis untuk mencari sebabnya.
Contoh :
·         Dalam bergaul anak dapat berprilaku aktif. Sebaliknya, ada pula anak yang masih malu-malu dan selalu dan mengandalkan temannya. Namun, tidak dapat di pungkiri jika ada anak yang selalu mambuat ulah. Hal ini disebabkan oleh interaksi sosial yang dilakukan anak ketika memasuki usia sekolah.

c.       Hubungan sebab-akibat-akibat
Yaitu dimulai dari suatu sebab yang dapat menimbulkan serangkaian akibat. Akibat pertama berubah menjadi sebab yang menimbulkan akibat kedua. Demikianlah seterusnya hingga timbul rangkaian beberapa akibat.
            Contoh :
·         Mulai tanggal 22 Juni 2013 pemerintah mengurangi subsidi BBM. Karena subsidi yang dikurangi, maka Harga BBM mengalami kenaikan, yang semula Rp. 4.500 menjadi Rp.6.500. Karena kenaikan harga BBM tersebut, sudah menjadi hal yang wajar jika tariff angkutan umum mengalami kenaikan juga. Karena tarif angkut yang mengalami kenaikan maka sudah pasti harga kebutuhan sehari hari mengalami kenaikan juga. Oleh karena itu, kenaikan harga barang dan jasa harus diimbangi dengan usaha menaikan pendapatan rakyat.
SALAH NALAR
Salah nalar adalah gagasan, perkiraan atau simpulan yang keliru atau sesat. Pada salah nalar kita tidak mengikuti tata cara pemikiran dengan tepat. Telaah atas kesalahan itu membantu kita menemukan logika yang tidak masuk akal dalam tulisan. Di bawah ini ada sepuluh macam salah nalar yang telah ditemukan dalam karangan mahasiswa tingkat awal.

Jenis – Jenis Salah Nalar
Generalisasi yang Terlalu Luas
Salah nalar ini disebut juga induksi yang salah karena jumlah percontohnya yang terbatas tidak memadai. Harus dicatat bahwa kadang-kadang percontoh yang terbatas mengizinkan generalisasi yang salah.
Contoh :
·         Rani tetangga saya seorang almater FE UI, mendapatkan pekerjaan dengan mudah. Oleh karena itu, adiknya Gita seorang almater FE UI, tentu akan mendapatkan pekerjaan dengan mudah.


Analogi yang Salah
Analogi adalah usaha perbandingan dan merupakan upaya yang berguna untuk mengembangkan penalaran. Namun, analogi tidak membuktikan apa-apa dan analogi yang salah dapat menyesatkan karena logikanya salah.
Contoh :
·         Pada hari pertama pacaran saya diantar jemput oleh pacar. Pada hari kedua pacaran saya juga diantar jemput oleh pacar. Pada hari ketiga pacaran saya pasti diantar jemput oleh pacar.

PENALARAN DEDUKSI


PENALARAN DEDUKSI
Secara Langsung
1)      Semua besi adalah penghantar panas.
Sebagian penghantar panas adalah besi.

Semua api adalah panas.
Sebagian yang panas adalah api.

2)      Tidak satupun televisi adalah radio.
Tidak satupun radio adalah televise.

Tidak satupun lampu adalah obor.
Tidak satupun obor adalah lampu.

3)      Semua ban adalah bulat.
Tidak satupun ban adalah tidak bulat.

Semua televisi adalaha barang elektronik.
Tidak satupun televise adalah tidak elektronik.

4)      Tidak satupun kucing adalah anjing.
Semua kucing adalah tidak anjing.

Tidak satupun manusia adalah binatang.
Semua manusia adalah tidak binatang.

5)      Semua makhluk hidup adalah minum.
Tidak satupun makhluk hidup adalah tidak minum.
Tidak satupun yang tidak minum adalah makhluk hidup.

Semua es adalah dingin.
Tidak satupun es adalah tidak dingin.
Tidak satupun yang tidak dingin adalah es.







Secara Tidak Langsung

1.       Silogisme kategorial
Semua karbohidrat adalah mengenyangkan.
Nasi adalah karbohidrat.
Jadi nasi mengenyangkan.

Semua buah asam mengandung vitamin C.
Jeruk adalah buah asam.
Jadi jeruk mengandung vitamin C.

2.       Silogisme hipotesis
Jika dimarahin anak itu menangis.
Anak itu dimarahi.
Jadi anak itu menagis.
Jika anak itu tidak dimarahin anak itu tidak menangis.
Anak itu tidak dimarahin.
Jadi anak itu tidak menagis.

Jika ia malas menyikat gigi, giginya akan berlubang.
Ia malas menyikat gigi.
Jadi gignya berlubang.
Jika ia tidak malas menyikat gigi maka ia gignya tidak berlubang.
Ia tidak malas menyikat gigi.
Jadi giginya tidak berlubang.

3.       Silogisme alternative
Dia seorang amanah atau koruptor.
Dia seorang amanah.
Jadi dia bukan seorang koruptor.
Dia bukan seorang amanah.
Jadi dia koruptor.

Itu kelinci liar atau peliharaan.
Itu kelinci liar.
Jadi itu bukan kelinci peliharaan.
Itu bukan kelinci liar.
Jadi itu kelinci peliharaan.


4.       Entimen
Dia adalah guru.
Jadi dia orang yang bijaksana.
Dia adalah orang yang bijaksana, dia adalah guru.

Dia adalah orang tua.
Jadi dia menyayangi anaknya.
Dia menyayangi anaknya, dia adalah orang tua.

5.       Rantai deduksi
Durian adalah buah yang kuat aromanya.
Saya tidak suka dengan durian.
Karena durian kuat aromanya.
Saya diberikan durian oleh teman saya.
Saya menolaknya.
Karena durian ini kuat juga aromanya.
Jika ditawarkan durian.
Saya akan memberikan kepada pacar saya.
Pacar saya suka durian.
Karena durian manis dan enak rasanya.
Dia sering menawarkan saya durian.
Saya selalu menolaknya.