PENALARAN INDUKSI
Generalisasi
Proses penalaran yang bertolak dari sejumlah fenomena atau peristiwa individual (khusus) untuk menurunkan suatu inferensi yang bersifat umum yang mencakup semua fenomena tersebut. Generalisasi dapat diartikan juga sebagai pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau sebagian besar peristiwa. Generalisasi dibuktikan dengan fakta, contoh data statistic dan lain-lain.
Proses penalaran yang bertolak dari sejumlah fenomena atau peristiwa individual (khusus) untuk menurunkan suatu inferensi yang bersifat umum yang mencakup semua fenomena tersebut. Generalisasi dapat diartikan juga sebagai pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau sebagian besar peristiwa. Generalisasi dibuktikan dengan fakta, contoh data statistic dan lain-lain.
Contoh :
·
Loncatan Induksi
Jika dimarahi, Ani menangis
Jika dimarahi, Ana menangis
Jika dimarahi, Intan menangis
Jika dimarahi, Gita menangis
Jadi jika dimarahi, anak-anak
menangis.
·
Tanpa Loncatan
Semua anak-anak menyukai makanan yang
manis-manis.
Analogi
Proses penalaran yang bertolak dari dua peristiwa khusus yang mirip satu sama lain dengan cara membandingkan peristiwa yang ada dengan peristiwa sebelumnya, kemudian menyimpulkan bahwa apa yang berlaku untuk satu hal berlaku juga untuk hal lain. Dengan kata lain penalaran analogi dapat diartikan sebagai proses penyimpulan berdasarkan fakta atau kesamaan atau proses membandingkan dari dua peristiwa (hal) yang berlainan berdasarkan kesamaannya kemudian ditariklah kesimpulan dari persamaannya tersebut.
Proses penalaran yang bertolak dari dua peristiwa khusus yang mirip satu sama lain dengan cara membandingkan peristiwa yang ada dengan peristiwa sebelumnya, kemudian menyimpulkan bahwa apa yang berlaku untuk satu hal berlaku juga untuk hal lain. Dengan kata lain penalaran analogi dapat diartikan sebagai proses penyimpulan berdasarkan fakta atau kesamaan atau proses membandingkan dari dua peristiwa (hal) yang berlainan berdasarkan kesamaannya kemudian ditariklah kesimpulan dari persamaannya tersebut.
Contoh :
·
Untuk
menjadi seorang ketua OSIS yang baik diperlukan jiwa kepemimpinan yang tinggi
dan ketegasan dalam memimpin. Demikiannya dengan seorang ketua RT untuk dapat
menjadi ketua RT yang disegani dibutuhkan jiwa kepemimpinan yang tinggi dan
ketegasan dalam memimpin. Oleh karena itu untuk menjadi seorang ketua OSIS
maupun ketua RT diperlukan jiwa kepemimpinan yang tinggi dan ketegasan dalam
memimpin.
·
Untuk
mendapatkan buah yang bagus diperlukan pupuk dan perawatan yang intensif.
Demikian pula dengan bunga untuk mendapatkan bunga yang indah diperlukan pupuk
dan perawatan yang intensif. Oleh karena itu untuk mendapatkan buah dan bunga
diperlukan pupuk dan perawatan yang intensif.
Hubungan
Kausalitas
Berupa sebab sampai
kepada kesimpulan yang merupakan akibat atau sebaliknya. Pada umumnya hubungan
sebab akibat dapat berlangsungdalam tiga pola, yaitu sebab ke akibat, akibat ke
sebab, dan akibat ke akibat. Namun, pola yang umum dipakai adalah sebab ke
akibat dan akibat ke sebab. Ada 3 jenis hubungan kausal, yaitu:
a.
Hubungan
sebab-akibat
Yaitu dimulai dengan mengemukakan fakta yang menjadi
sebab dan sampai kepada kesimpulan yang menjadi akibat. Pada pola sebab ke
akibat sebagai gagasan pokok adalah akibat, sedangkan sebab merupakan gagasan
penjelas.
Contoh :
·
Kepatuhan
pada peraturan di Indonesia masih sangat rendah. Mulai dari hal yang kecil
seperti membuang sampah. Dimana orang berdiri disitulah tempat sampah menurut
mereka. Dengan demikian, Indonesia yang bersih hanya khayalan belaka.
b.
Hubungan
akibat-sebab
Yaitu dimulai dengan fakta yang menjadi akibat,
kemudian dari fakta itu dianalisis untuk mencari sebabnya.
Contoh
:
·
Dalam bergaul
anak dapat berprilaku aktif. Sebaliknya, ada pula anak yang masih malu-malu dan
selalu dan mengandalkan temannya. Namun, tidak dapat di pungkiri jika ada anak
yang selalu mambuat ulah. Hal ini disebabkan oleh interaksi sosial yang
dilakukan anak ketika memasuki usia sekolah.
c.
Hubungan
sebab-akibat-akibat
Yaitu dimulai dari suatu sebab yang dapat menimbulkan
serangkaian akibat. Akibat pertama berubah menjadi sebab yang menimbulkan
akibat kedua. Demikianlah seterusnya hingga timbul rangkaian beberapa akibat.
Contoh :
·
Mulai
tanggal 22 Juni 2013 pemerintah mengurangi subsidi BBM. Karena subsidi yang
dikurangi, maka Harga BBM mengalami kenaikan, yang semula Rp. 4.500 menjadi
Rp.6.500. Karena kenaikan harga BBM tersebut, sudah menjadi hal yang wajar jika
tariff angkutan umum mengalami kenaikan juga. Karena tarif angkut yang
mengalami kenaikan maka sudah pasti harga kebutuhan sehari hari mengalami
kenaikan juga. Oleh karena itu, kenaikan harga barang dan jasa harus diimbangi
dengan usaha menaikan pendapatan rakyat.
SALAH NALAR
Salah nalar adalah
gagasan, perkiraan atau simpulan yang keliru atau sesat. Pada salah nalar kita
tidak mengikuti tata cara pemikiran dengan tepat. Telaah atas kesalahan itu
membantu kita menemukan logika yang tidak masuk akal dalam tulisan. Di bawah
ini ada sepuluh macam salah nalar yang telah ditemukan dalam karangan mahasiswa
tingkat awal.
Jenis – Jenis Salah
Nalar
Generalisasi yang
Terlalu Luas
Salah nalar ini
disebut juga induksi yang salah karena jumlah percontohnya yang terbatas tidak
memadai. Harus dicatat bahwa kadang-kadang percontoh yang terbatas mengizinkan
generalisasi yang salah.
Contoh :
·
Rani
tetangga saya seorang almater FE UI, mendapatkan pekerjaan dengan mudah. Oleh
karena itu, adiknya Gita seorang almater FE UI, tentu akan mendapatkan
pekerjaan dengan mudah.
Analogi yang Salah
Analogi adalah usaha
perbandingan dan merupakan upaya yang berguna untuk mengembangkan penalaran. Namun,
analogi tidak membuktikan apa-apa dan analogi yang salah dapat menyesatkan
karena logikanya salah.
Contoh :
·
Pada hari pertama
pacaran saya diantar jemput oleh pacar. Pada hari kedua pacaran saya juga
diantar jemput oleh pacar. Pada hari ketiga pacaran saya pasti diantar jemput
oleh pacar.