Ini Harapan Pengusaha terhadap
Rupiah
JAKARTA, KOMPAS.com — Nilai
tukar rupiah yang terjaga dalam kurun waktu tertentu akan menjadikan dunia
usaha relatif bisa memprediksi bisnisnya. Dalam tiga-empat bulan terakhir, misalnya, nilai tukar rupiah
relatif stabil pada level sekitar Rp 9.700 per dollar Amerika Serikat.
"Namun, kalau swing (perubahan)-nya
terlalu lebar, akan terjadi posisi wait and see (menunggu
perkembangan),” kata Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia Franky Sibarani, Selasa
(28/5/2013), di Jakarta, menanggapi kecenderungan rupiah yang melemah terhadap
dollar AS belakangan ini.
Pelemahan rupiah akan terasa bagi industri yang berbahan baku
impor, tetapi menjual produknya di dalam negeri dalam rupiah.
Sementara dampaknya tidak akan begitu terasa bagi industri yang berbahan baku
impor, tetapi produknya diekspor.
”Bagi industri yang bahan bakunya lokal, tetapi produknya
diekspor, pelemahan rupiah akan memberi dampak positif,” ujar Franky.
Wakil Ketua Umum Pengembangan Bisnis Asosiasi
Industri Olefin Aromatik dan Plastik Indonesia Budi Susanto Sadiman mengatakan,
belakangan terjadi penurunan harga bahan baku jenis propilen dan etilen yang
berkisar 5-6 persen. Komponen impor bahan baku industri plastik saat ini
sekitar 40 persen.
”Nilai tukar Rp 9.500 sampai Rp 9.700 masih bisa
ditoleransi karena penurunan harga bahan baku belakangan cukup tinggi. Namun, kalau rupiah tembus Rp 10.000 atau lebih, industri plastik
harus membeli bahan baku lebih mahal,” kata Budi.
Direktur Eksekutif
Gabungan Perusahaan Karet Indonesia Rusdan Dalimunthe mengatakan, pelemahan
rupiah akan berdampak positif bagi petani karet yang produknya diekspor.
Pengamat ekonomi Sustainable
Development Indonesia Dradjad H Wibowo berpendapat, pelemahan nilai rupiah saat
ini masih wajar sebagai bagian dari kekuatan permintaan dan penawaran.
Namun, Bank Indonesia (BI) tetap perlu mewaspadai spekulasi atas rupiah. Itu
dilakukan seiring dengan memperbaiki neraca pembayaran Indonesia.
”Masih untung saat
ini rupiah belum mengalami serangan spekulatif. Pelemahan ini masih sesuai
kekuatan permintaan dan penawaran,” katanya.
Kenaikan harga BBM
Gubernur BI Agus DW Martowardojo, di Jakarta,
Selasa, mengatakan, hanya dengan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi,
nilai rupiah tahun 2013 bakal di kisaran Rp 9.500-Rp 9.700 per dollar AS. Skema
kenaikan harga BBM bersubsidi ini sebagaimana yang direncanakan pemerintah.
Pemerintah merencanakan, per Juni 2013 harga premium naik Rp
2.000 menjadi Rp 6.500 per liter, dan solar naik Rp 1.000 menjadi Rp 5.500 per
liter.
”Saya tak bisa menyampaikan berapa nilai tukar
rupiah yang ideal untuk pasar. Namun, kalau harga BBM subsidi dinaikkan, saya
optimistis nilai tukar rupiah di kisaran Rp 9.500-Rp 9.700 per dollar AS,” kata
Agus.
Tanpa skenario kenaikan harga BBM bersubsidi, BI
memperkirakan rata-rata nilai tukar rupiah tahun 2013 Rp 9.600-Rp 9.800 per
dollar AS. Sementara pemerintah dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN) Perubahan Tahun 2013 mengasumsikan nilai tukar rupiah 2013 adalah
Rp 9.600 per dollar AS. Asumsi APBN Tahun 2013 adalah Rp 9.300 per dollar AS.
Rencana kenaikan harga BBM bersubsidi akan memperkuat posisi
neraca pembayaran Indonesia. Pasalnya, impor minyak akan berkurang
sehingga kinerja transaksi berjalan pun membaik.
Sebelumnya,
Menteri Keuangan M Chatib Basri dalam paparannya kepada Badan Anggaran DPR
pekan silam menyatakan, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS akan berfluktuasi
dengan kecenderungan pada kisaran Rp 9.600 per dollar AS sepanjang tahun 2013.
Faktor yang memengaruhi pergerakan nilai tukar
rupiah antara lain masih lemahnya pertumbuhan perekonomian global. Implikasinya,
ekspor neto, yaitu nilai ekspor dikurangi impor, belum benar-benar pulih. Namun,
pemulihan permintaan global diperkirakan akan terjadi pada semester II-2013.
Penyesuaian harga BBM bersubsidi, menurut Chatib,
juga akan mengurangi tekanan defisit neraca migas yang ujung-ujungnya
berkontribusi mendorong penguatan rupiah. Faktor lainnya adalah komitmen Pemerintah
AS melanjutkan kebijakan quantitative easing yang akan menekan nilai
dollar AS. (CAS/LAS/BEN)
Sumber : http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2013/05/29/09532721/Ini.Harapan.Pengusaha.terhadap.Rupiah
Note :
·
Argumentasi :
tulisan bold berwarna biru
·
Penalaran :
tulisan blod
berwarna merah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar