TUGAS
2
Nama saya adalah
Desiana Eka Nanda. Teman teman saya biasa memanggil saya Nanda, tapi untuk
dosen atau guru guru saya selalu memanggil saya Desiana (kecuali untuk guru
yang benar-benar dekat maka mereka memanggil saya Nanda). Saya lahir di
Jakarta, pada 18 Desember 1993. Saya merupakan anak pertama adari 2 bersaudara.
Keluarga saya adalah keluarga kecil yang menurut saya sangat bahagia. Saya
memiliki seorang adik yang bernama Sagita.
Saya
lahir ditengah keluarga kecil yang sederhana. Ibu saya adalah seorang karyawati
sebelum saya lahir, namun setelah ada saya beliau memutuskan untuk berhenti
bekerja. Sedangkan ayah saya dulu adalah seorang karyawan di salah satu
perusahaan asing. Saya memiliki seorang nenek. Beliau yang selalu menjaga saya
saat ini. Saat ini keadaan di rumah saya tidak seperti dulu lagi, semua berubah
saat ayah saya terserang penyakit Hepatitis B. sejak saat itu, ibu saya mulai
bekerja lagi dan membantu mencari nafkah. Ayah saya berhenti bekerja sejak 2002
dan memulai usaha di rumah sendiri. Beliau berkata “kalo kerja sama orang, jam
kerja dan waktu pulang itu di tentuin. Tapi kalo punya usaha sendiri beda,
lebih enak. Kalo badan udh mulai kecapean, tinggal pulang dan istirahat.”
Keluarga mendukung keputusan ayah saya tersebut.
Pendidikan
pertama saya dapat bukan dari TK, melainkan di TPA Salman. Sebuah pengajian
untuk anak-anak yang berada tidak jauh dari rumah saya. Selain dari situ saya
juga mendapatkan pendidikan nonformal dari kedua orang tua saya. Saya tidak
pernah TK, itulah yang menyebabkan saya pernah di ragukan saat akan masuk SD
dulu. Saya SD di SDN 14 Pagi yang berada di kompek MPR cilandak. Awalnya saya
sempat ditolak saat akan masuk SD, alasannya karena saat itu usia saya baru
mencapai 5,5 tahun dan saya tidak TK. Akhirnya pihak sekolah mencoba nelakukan
test pada saya dengan test baca, tulis, dan warna. Setelah lolos test itu, ibu
saya berkata pada pihak sekolah bahwa beliau hanya menitipkan saya, jika saya
tidak dapat mengikuti pelajaran maka beliau akan menyekolahkan saya tahun
berikutnya. Alhamdulillah saya tidak membuat ibu saya malu dan dapat mengikuti
pelajaran serta mendapat peringkat 2 di kelas. Saya lulus SD dengan nilai
General Test 73,40 yang merupakan peringkat terbaik di sekolah, bahkan
tertinggi di 7 SD di Cilandak.
Saya
melanjutkan pendidikan saya di SMPN 68 Jakarta. Guru SD saya begitu
menyayangkan keputusan saya dan orang tua saya itu. Jika di liat dari nilai
General Test saya, sebenarnya saya bias masuk di SMPN 85, namun orang tua saya
mengatakan bahwa lebih baik di sekolah yang lumayan tapi saya dapat mengikuti
pelajaran dengan baik serta mendapat peringkat yang bagus, dari pada saya di
sekolah yang bagus tapi saya ridak dapat mengikuti pelajaran serta menjadi
siswi yang biasa saja.
Selanjutnya saya SMA di
SMKN 6 Jakarta. Awalnya saya memilih SMK karena saya menghindari pelajaran IPA
dan IPS. Karena di kedua mata pelajaran tersebut saya kurang begitu
menyukainya. Sejak SD memang pelajaran yang paling saya senangi adalah
berhitung, oleh karena itu saya memilih jurusan Akuntansi saat SMK. Saat
melaksanakan sesuatu yang sesuai dengan apa yang kita sukai dan senangi maka
tidak akan merasa kesulitan. Selama SMK saya selalu mendapatkan peringkat 5
besar di kelas. Selama SMK begitu banyak kegiatan yang saya ambil, dengan
maksud agar saya dapat merasakan semuanya dan saat kuliah saya tidak penasaran
lagi. Saya mengikuti OSIS dan menjadi bendaharanya, saya mengikuti beberapa
ekstrakulikuler sekaligus, seperti Teater, Rohis, Padus, dan Futsal. Saya
memang agak tomboy, saya begitu menyukai hal hal yang seharusnya disukai oleh
laki-laki. Saat kecil saya menyukai mobil-mobilan, bermain laying-layang,
gundu, memanjat pohon, balapan sepeda, dan banyak lagi.
Jenjang pendidikan yang
sedang saya jalani saat ini adalah S1. Saya memilih Universitas Gunadarma
karena saya mendapatkan beasiswa di sana. Saya masuk melalui jalur undagan,
dengan grade 1. Saya memilih jurusan akuntansi di Universitas Gunadarma karena
telah mendapatkan grade A. Saya melanjutkan pilihan saya, yaitu akuntansi, dan
Alhamdulillah saya mendapatkan IP diatas 3,5 untuk semester pertama. Dengan
modal IP tersebut, saya mencari beasiswa di luar kampus, dan Alhamdulillah saya
mendapatkan beasiswa di sebuah yayasan budha, yaitu yayasan budha tzu chi. Saya
tidak mempermasalahkan yayasan itu berbeda keyakinan dengan saya, karena pada
prinsipnya semua agama sama, dan tetap harus saling menghargai. Di yayasan itu
untuk mahasiswa yang mendapatkan beasiswa diwajibkan mengikuti kegiatan di
sana. Kegiatan kemanusiaan, seperti ke panti jompo, panti asuhan, menolong
korban bencana dan lain-lain. Sejak semester 2, kedua orang tua saya tidak
perlu lagi pusing memikirkan biaya kuliah saya, karena sepenuhnya telah di
tanggung oleh yayasan tersebut. Saya merasa senang karena dapat membantu
meringankan beban mereka. Sejak saat itu selain di pantau oleh orang tua, nilai
saya juga di pantau oleh yayasan tersebut, dan sampai saat ini saya merasa
tidak mengecewakan mereka, karena IP terakhir saya di semester 6 masih di atas
3,5 walaupun ada masanya kenaikan dan penurunan. Sekarang saya adalah mahasiswi
tingkat akhir (semester 7). Saya berharap dapat secepatnya lulus kuliah dan
mulai bekerja. Saya tidak diperbolehkan bekerja parttime oleh orang tua saya
karena menurut mereka saat saya sudah dapat menghasilkan uang sendiri saya akan
lupa belajar dan malas menyelesaikan
kuliah saya. Lagi pula ada yayasan yang menanggung uang kuliah saya, jadi tidak
perlu memikirkan biaya lagi, begitu kata orang tua saya.
Kelebihan saya adalah
saya orang yang penuh dengan perhitungan. Semua yang saya lakukan apalagi jika
berhubungan dengan uang maka akan saya perhitungkan dengan matang. Setiap
sampai rumah, saya terbiasa memngingat kembali apa saja yang telah saya
lakukan, dan telah kemana saja uang jajan saya seharian itu. Saya juga orang
yang mudah bergaul dan memiliki banyak teman, tapi tidak mudah akrab. Saya juga
adalah orang yang teliti. Saya orang yang sabar dalam menghadapi orang lain namun tidak sabar jika dalam hal mengajari
orang lain sebuah materi. Saya juga cepat menghafal teori ataupun rumus. Saya
juga merupakan orang yang bertanggung jawab, dan sangat peduli tentang nilai.
Begitu pedulinya sampai terkadang saya tidak percaya pada orang lain jika
berhubungan dengan nilai saya. Jika ada tugas kelompok, maka saya selalu
meminta hasil akhir di berikan ke saya dan saya akan periksa kembali.
Kekurangan saya adalah
saya kurang percaya diri. Sejak kecil saya selalu menunggu orang lain, dan
tidak pernah berani untuk menjadi yang pertama. Namun hal itu sudah mulai
berkurang sejak saya mengikuti Teater, yang melatih kepercayaan diri dan daya
hafal saya dalam menghafal naskah. Saya juga memiliki kelemahan dalam menghafal
nama orang, untuk satu kelas saja bisa lebih dari 4 bulan saya menghafal
nama-namanya. Saya juga mudah sekali lupa akan pelajaran yang baru saja saya
pelajari. Saya mudah menghafal tapi juga mudah melupakannya. Saya juga
merupakan orang yang sering sekali terlambat datang, dan suka sekali memepetkan
waktu dengan segala hal.
Ancaman saya adalah diri
saya sendiri. Yaitu sifat yang merasa bahwa diri saya mampu melakukan lebih
baik dari pada orang lain, sehingga saya tidak percaya pada pekerjaan orang
lain. Hal itu sebenarnya merugikan diri saya sendiri. Karena misalnya ada tugas
kelompok dan telah ada pembagian tugas masing masing anggota, maka saya akan
memberikan diri saya sendiri porsi tugas yang lebih besar atau lebih sulit
karena saya tidak percaya jika tugas itu diberikan oleh orang lain maka akan
selesai dengan tepat waktu dan baik. Hal ini menjadi ancaman saya saat kerja
nanti, Karena tidak mungkin saya terus menerus menghendel semua pekerjaan orang
lain, dan sejauh ini saya mulai mengurangi dan menjaga sifat saya ini.
Peluang bagi saya
adalah dapat menjadi orang yang dipercaya, karena memiliki sifat yang
bertanggung jawab, tidak mau mengecewakan orang lain, dan peduli terhadap
penilaian kinerja saya sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar