Pages

Sabtu, 13 Desember 2014

Analisis SWOT



TUGAS 2

Nama saya adalah Desiana Eka Nanda. Teman teman saya biasa memanggil saya Nanda, tapi untuk dosen atau guru guru saya selalu memanggil saya Desiana (kecuali untuk guru yang benar-benar dekat maka mereka memanggil saya Nanda). Saya lahir di Jakarta, pada 18 Desember 1993. Saya merupakan anak pertama adari 2 bersaudara. Keluarga saya adalah keluarga kecil yang menurut saya sangat bahagia. Saya memiliki seorang adik yang bernama Sagita.

            Saya lahir ditengah keluarga kecil yang sederhana. Ibu saya adalah seorang karyawati sebelum saya lahir, namun setelah ada saya beliau memutuskan untuk berhenti bekerja. Sedangkan ayah saya dulu adalah seorang karyawan di salah satu perusahaan asing. Saya memiliki seorang nenek. Beliau yang selalu menjaga saya saat ini. Saat ini keadaan di rumah saya tidak seperti dulu lagi, semua berubah saat ayah saya terserang penyakit Hepatitis B. sejak saat itu, ibu saya mulai bekerja lagi dan membantu mencari nafkah. Ayah saya berhenti bekerja sejak 2002 dan memulai usaha di rumah sendiri. Beliau berkata “kalo kerja sama orang, jam kerja dan waktu pulang itu di tentuin. Tapi kalo punya usaha sendiri beda, lebih enak. Kalo badan udh mulai kecapean, tinggal pulang dan istirahat.” Keluarga mendukung keputusan ayah saya tersebut.

            Pendidikan pertama saya dapat bukan dari TK, melainkan di TPA Salman. Sebuah pengajian untuk anak-anak yang berada tidak jauh dari rumah saya. Selain dari situ saya juga mendapatkan pendidikan nonformal dari kedua orang tua saya. Saya tidak pernah TK, itulah yang menyebabkan saya pernah di ragukan saat akan masuk SD dulu. Saya SD di SDN 14 Pagi yang berada di kompek MPR cilandak. Awalnya saya sempat ditolak saat akan masuk SD, alasannya karena saat itu usia saya baru mencapai 5,5 tahun dan saya tidak TK. Akhirnya pihak sekolah mencoba nelakukan test pada saya dengan test baca, tulis, dan warna. Setelah lolos test itu, ibu saya berkata pada pihak sekolah bahwa beliau hanya menitipkan saya, jika saya tidak dapat mengikuti pelajaran maka beliau akan menyekolahkan saya tahun berikutnya. Alhamdulillah saya tidak membuat ibu saya malu dan dapat mengikuti pelajaran serta mendapat peringkat 2 di kelas. Saya lulus SD dengan nilai General Test 73,40 yang merupakan peringkat terbaik di sekolah, bahkan tertinggi di 7 SD di Cilandak.

            Saya melanjutkan pendidikan saya di SMPN 68 Jakarta. Guru SD saya begitu menyayangkan keputusan saya dan orang tua saya itu. Jika di liat dari nilai General Test saya, sebenarnya saya bias masuk di SMPN 85, namun orang tua saya mengatakan bahwa lebih baik di sekolah yang lumayan tapi saya dapat mengikuti pelajaran dengan baik serta mendapat peringkat yang bagus, dari pada saya di sekolah yang bagus tapi saya ridak dapat mengikuti pelajaran serta menjadi siswi yang biasa saja.

Selanjutnya saya SMA di SMKN 6 Jakarta. Awalnya saya memilih SMK karena saya menghindari pelajaran IPA dan IPS. Karena di kedua mata pelajaran tersebut saya kurang begitu menyukainya. Sejak SD memang pelajaran yang paling saya senangi adalah berhitung, oleh karena itu saya memilih jurusan Akuntansi saat SMK. Saat melaksanakan sesuatu yang sesuai dengan apa yang kita sukai dan senangi maka tidak akan merasa kesulitan. Selama SMK saya selalu mendapatkan peringkat 5 besar di kelas. Selama SMK begitu banyak kegiatan yang saya ambil, dengan maksud agar saya dapat merasakan semuanya dan saat kuliah saya tidak penasaran lagi. Saya mengikuti OSIS dan menjadi bendaharanya, saya mengikuti beberapa ekstrakulikuler sekaligus, seperti Teater, Rohis, Padus, dan Futsal. Saya memang agak tomboy, saya begitu menyukai hal hal yang seharusnya disukai oleh laki-laki. Saat kecil saya menyukai mobil-mobilan, bermain laying-layang, gundu, memanjat pohon, balapan sepeda, dan banyak lagi.

Jenjang pendidikan yang sedang saya jalani saat ini adalah S1. Saya memilih Universitas Gunadarma karena saya mendapatkan beasiswa di sana. Saya masuk melalui jalur undagan, dengan grade 1. Saya memilih jurusan akuntansi di Universitas Gunadarma karena telah mendapatkan grade A. Saya melanjutkan pilihan saya, yaitu akuntansi, dan Alhamdulillah saya mendapatkan IP diatas 3,5 untuk semester pertama. Dengan modal IP tersebut, saya mencari beasiswa di luar kampus, dan Alhamdulillah saya mendapatkan beasiswa di sebuah yayasan budha, yaitu yayasan budha tzu chi. Saya tidak mempermasalahkan yayasan itu berbeda keyakinan dengan saya, karena pada prinsipnya semua agama sama, dan tetap harus saling menghargai. Di yayasan itu untuk mahasiswa yang mendapatkan beasiswa diwajibkan mengikuti kegiatan di sana. Kegiatan kemanusiaan, seperti ke panti jompo, panti asuhan, menolong korban bencana dan lain-lain. Sejak semester 2, kedua orang tua saya tidak perlu lagi pusing memikirkan biaya kuliah saya, karena sepenuhnya telah di tanggung oleh yayasan tersebut. Saya merasa senang karena dapat membantu meringankan beban mereka. Sejak saat itu selain di pantau oleh orang tua, nilai saya juga di pantau oleh yayasan tersebut, dan sampai saat ini saya merasa tidak mengecewakan mereka, karena IP terakhir saya di semester 6 masih di atas 3,5 walaupun ada masanya kenaikan dan penurunan. Sekarang saya adalah mahasiswi tingkat akhir (semester 7). Saya berharap dapat secepatnya lulus kuliah dan mulai bekerja. Saya tidak diperbolehkan bekerja parttime oleh orang tua saya karena menurut mereka saat saya sudah dapat menghasilkan uang sendiri saya akan lupa  belajar dan malas menyelesaikan kuliah saya. Lagi pula ada yayasan yang menanggung uang kuliah saya, jadi tidak perlu memikirkan biaya lagi, begitu kata orang tua saya.
Kelebihan saya adalah saya orang yang penuh dengan perhitungan. Semua yang saya lakukan apalagi jika berhubungan dengan uang maka akan saya perhitungkan dengan matang. Setiap sampai rumah, saya terbiasa memngingat kembali apa saja yang telah saya lakukan, dan telah kemana saja uang jajan saya seharian itu. Saya juga orang yang mudah bergaul dan memiliki banyak teman, tapi tidak mudah akrab. Saya juga adalah orang yang teliti. Saya orang yang sabar dalam menghadapi orang lain  namun tidak sabar jika dalam hal mengajari orang lain sebuah materi. Saya juga cepat menghafal teori ataupun rumus. Saya juga merupakan orang yang bertanggung jawab, dan sangat peduli tentang nilai. Begitu pedulinya sampai terkadang saya tidak percaya pada orang lain jika berhubungan dengan nilai saya. Jika ada tugas kelompok, maka saya selalu meminta hasil akhir di berikan ke saya dan saya akan periksa kembali.

Kekurangan saya adalah saya kurang percaya diri. Sejak kecil saya selalu menunggu orang lain, dan tidak pernah berani untuk menjadi yang pertama. Namun hal itu sudah mulai berkurang sejak saya mengikuti Teater, yang melatih kepercayaan diri dan daya hafal saya dalam menghafal naskah. Saya juga memiliki kelemahan dalam menghafal nama orang, untuk satu kelas saja bisa lebih dari 4 bulan saya menghafal nama-namanya. Saya juga mudah sekali lupa akan pelajaran yang baru saja saya pelajari. Saya mudah menghafal tapi juga mudah melupakannya. Saya juga merupakan orang yang sering sekali terlambat datang, dan suka sekali memepetkan waktu dengan segala hal.

Ancaman saya adalah diri saya sendiri. Yaitu sifat yang merasa bahwa diri saya mampu melakukan lebih baik dari pada orang lain, sehingga saya tidak percaya pada pekerjaan orang lain. Hal itu sebenarnya merugikan diri saya sendiri. Karena misalnya ada tugas kelompok dan telah ada pembagian tugas masing masing anggota, maka saya akan memberikan diri saya sendiri porsi tugas yang lebih besar atau lebih sulit karena saya tidak percaya jika tugas itu diberikan oleh orang lain maka akan selesai dengan tepat waktu dan baik. Hal ini menjadi ancaman saya saat kerja nanti, Karena tidak mungkin saya terus menerus menghendel semua pekerjaan orang lain, dan sejauh ini saya mulai mengurangi dan menjaga sifat saya ini.

Peluang bagi saya adalah dapat menjadi orang yang dipercaya, karena memiliki sifat yang bertanggung jawab, tidak mau mengecewakan orang lain, dan peduli terhadap penilaian kinerja saya sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar